Klaten,TNT NEWS Sebagai seorang pelukis senior Jogja, Subroto Sm, kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 23 Maret 1946 ini berusaha mencerna peristiwa natal kelahiran Yesus Kristus dengan mata batinnya. Hal ini terutama terkait dengan kehadiran orang majus yang digambarkannya berjumlah tiga orang itu, di sebuah kandang di kota Betlehem dengan imaji kesenimanannya.
Subroto Sm yang beralamatkan di Jl. Suryodiningratan 68 Yogyakarta, 55141 ini melukis orang-orang majus tersebut dengan dua cara. Yang pertama dengan gaya realistik, sedangkan lukisan kedua bergaya ekspresionis. Pada lukisan “Tiga Orang Majus Menyambut Kelahiran Yesus” dengan media cat minyak di kanvas, 63 x 93cm yang bergaya realistik ini, Subroto Sm berujar:

“Pada suatu waktu ayah saya, yang seorang Muslim tertarik dengan gambar ilustrasi pada Buku Pelajaran Agama Kristen, yang mengisahkan kelahiran Yesus di kandang hewan. Beliau minta kepada saya untuk melukiskannya di kanvas.”
“Dalam lukisan ini saya tidak mencontoh mentah-mentah gambar dari buku, tetapi saya berusaha menggubahnya agar wajah tokoh-tokoh yang ada dalam lukisan lebih tampak keindonesiaannya dan tidak kebarat-baratan.”
“Gaya realistik bukanlah gaya personal saya. Namun dalam kasus ini, selain saya ingin memenuhi keinginan ayah, sekaligus saya ingin menguji keterampilan teknis saya dalam gaya realistik. Pada hakikatnya saya cenderung memilih gaya ekspresionistik sebagai gaya personal.”
Pada lukisan bergaya realistik tersebut yang sampai saat ini masih dikoleksi oleh pelukisnya sendiri itu nampak dua orang yang menunjuk pada Yusuf dan Maria di hadapan mereka terdapat seorang bayi yang mukanya bersinar, sementara ketiga orang majus yang bermuka “sepuh”, muda dan seorang lagi membelakangi, nampak terutama yangt bermuka “sepuh” membungkukkan badannya tanda hormat kepada bayi itu. Ada seekor domba dan dua ekor keledai yang berada di kandang seolah melihat peristiwa itu. Sementara Yusuf memegang sesuatu yang memancarkan sinar. Roman muka Maria seperti roman muka orang Jawa pada umumnya. Apakah ini menunjukkan kontekstualisasi budaya?
Pada lukisan kedua tentang orang-orang majus yang berjudul “Menyambut Kedatangan-Nya”, Subroto Sm melukis orang majus dengan gaya khasnya, yakni ekpresionistik dengan media cat akrilik di kertas, 54x79cm. Tentang hal ini dia memberi penjelasan:
“Dalam gaya ekpresionistik saya melukiskan Tiga Orang Majus sedang menyambut kelahiran Yesus.”
“Dalam visualisasinya saya ingin melukiskan bentuk yang esensial, dengan mengutamakan kekuatan garis.”
Siapakah orang-orang majus yang disebut dalam Injil Matius 2:1-12? Orang-orang majus yang dikisahkan dalam Injil Matius 2:1-12 sedang mencari bayi yang disebut raja orang Yahudi yang sedang dilahirkan dengan petunjuk sebuah bintrang. Saat bintang menghilang, mereka pergi ke penguasa yang bernama Herodes. Sesampai di istana Herodes, mereka bertanya dan mendapat jawaban berdasar keterangan Imam Kepala dan Ahli Taurat bahwa bayi tersebut lahir di Betlehem.
Orang-orang majus ini saat kembali melihat bintang yang menjadi petunjuk awal mereka dalam usaha menemukan bayi yang mereka cari, disebutkan bahwa mereka bersuka cita.
Sesampai di Betlehem, di sebuah kandang, orang-orang majus itu menemukan bayi yang dimaksud. Kemudian mereka sujud menyembah dan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur.
Meski mereka diminta kembali ke istana Herodes, namun sesuai dengan petunjuk dalam mimpi, mereka pulang ke negeri mereka melalui jalan lain.
Alkitab edisi studi yang diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta tahun 2012 menafsirkan bahwa orang-orang majus adalah kemungkinan oaqra ahli perbintangan dari daerah timur. Seperti para ahli perbintangan yang lain, mereka percaya bahwa munculnya sebuah bintang yang cemerlang menjadi tanda kelahiran seorang pemimpin yang besar. (h. 1563)
Buku Tafsir Alkitab Masa Kini jilid 3 terbitan Inter-Varsity Press London 1976 menyebutkan bahwa orang-orang majus yang dalam bahasa Yunaninya magoi adalah ahli bintang-bintang, mungkin dari Persia atau salah satu negeri yang berdekatan. Tidak ada alasan untuk menganggap mereka sebagai orang jahat yang melakukan perbuatan tukang-tukang sihir. (h. 68)
Menurut https://id.wikipedia.org/, orang-orang majus berdasar keyakinan tradisi Kristen, Orang majus (dari bahasa Latin: magus) atau Orang Bijak juga Raja-raja dari Timur sering dianggap sebagai orang dari kerajaan Media, mungkin pendeta Zoroastrian, atau mungkin juga magi (bentuk plural dari magus) yang mengenal astrologi dari Persia kuno.
Orang-orang majus disebut para raja karena sangkaan persembahan yang mereka bawa. Hanya orang-orang sekelas raja saja barangkali yang memiliki persembahan emas, kemenyan dan mur, sebuah persembahan yang sangat berkelas tersebut.
Pada pemahaman saya, khususnya lukisan “Menyambut Kedatangan-Nya” yang dikoleksi oleh Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan, posisi Yusuf, Maria dan ketiga orang majus seperti membentuk kompisisi arah. Mereka seperti dalam komposisi huruf V. Muka maupun bentuk tubuh tokoh-tokoh yang dilukis seperti abstrak. Tetapi itulah ciri khas lukisan ekspresionistik. Pengamat lukisan akan paham lukisan tersebut jika mengerti cerita tokoh-tokoh dalam lukisan sebelumnya. Warna yang mendominasi hanya warna coklat dan biru, selain goresan hitam yang membentuk obyek lukisan. Mungkin Subroto Sm yang pada tahun 1969-2011 pernah mengajar di STSRI “ASRI”/ Fak Seni Rupa (FSR); FSMR dan Pascasarjana ISI Yogyakarta sengaja ingin menggambarkan suasana yang penuh kesederhanaan.
Sementara lukisan “Tiga Orang Majus Menyambut Kelahiran Yesus” yang bergaya realistik, dengan mudah dipahami. Lukisan itu dengan hidup menggambarkan sebuah kisah natal, dimana orang-orang majus begitu menghormati seorang bayi yang disebut “Mesias” yang kelahirannya dinanti-nanti dan dinubuatkan oleh para nabi.
Oleh: Suyito Basuki