TNT NEWS Pandita adalah orang yang bijaksana, orang yang tidak iri hati atau matsarya atau irsya. Pandita yakni orang teguh melaksanakam dharma. Mari dipahami ajaran luhung pada pustaka suci SĀRASAMUCCAYA – SLOKA 170 yang dikutip berikut:
Amātsaryaṁ budhāh prāhurdānaṁ dharama ca samyamam, avasthitena nityaṁ hi tyāge tyāsādyate śubham. Nihan tang dāna ling sang pandita, ikang si haywa kimburu, ikang si jēnēk ri kagawayaning dharmasādhana, apan yan langgēng ika, nitya katēmwaning hayu, pada lawan phalaning tyāgadāna.
Artinya:
Yang disebut dana (sedekah) kata sang pandita, ialah sifat tidak dengki (iri hati), dan yang ta’at berbuat kebajikan (dharma), sebab jika tetap terus menerus begitu, senantiasa akan diperolehnya keselamatan, sama pahalanya dengan amal saleh yang berlimpah-limpah.”
Makna luhur Filosofi Pandita yakni orang suci Himdu. Umat Hindu diajarkan dalam berdanapuya atau berderma dengan memperhatikan hal-hal, yakni tekun derdana yang tulus tanpa rasa iri hati atau matsarya, tanpa irsya, dan tanpa dengki atau advesa. Mengenai pahala berdanapunya dapat memberoleh subhan yakni kebahagiaan yang melimpah-limpah atau bahu bhagya.
Intinya bahwa ajah-ajah Pandita sebagai orang arif, orang yang bijaksana, dan orang bersusila hendaknya berdanapumya secara tulus tanpa iri hati atau tanpa dengki, berdanapunya atas dasar dharma untuk memperoleh subhan yakni kebahagiaan yang melimpah-limpah atau bahu bhagya. Rahayu. Svaha. Ksama ca ksami.
I Ketut Subagiasta (Rohaniwan Hindu)