Jakarta – Telah Viral video berdurasi 41 detik yang tersebar di media sosial,pernyataan Menteri PDTT menyebut bahwa wartawan “Bodrex” dan LSM hanya senang mencari kesalahan kepala desa.
“Yang paling banyak mengganggu kepala desa itu LSM dan Wartawan Bodrex, jadi mereka keliling hari ini minta sama kepala desa 1 juta, kalau 300 Desa 300 juta, kalah gaji kemendes itu,” kata Yandri dalam video tersebut.
Dan Pernyataan tersebut telah memicu gelombang kecaman dari berbagai kalangan, termasuk dari wartawan, aktivis LSM, dan masyarakat sipil.
Akhirnya Ketua PD Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia Propinsi Jawa Barat Kefas Hervin Devananda pun angkat bicara atas pernyataan kontroversial Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) RI, Yandri Susanto mengenai profesi wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Hendaknya seorang pejabat Publik tidak membuat pernyataan yang kontroversial dan cenderung menjustifikasi apalagi berkaitan dengan profesi Wartawan ujar Pria yang disapa Romo Kefas ini saat diwawancara Senen [03/02]
Menurut hemat saya hendaknya beliau gunakan lah diksi yang pass jika ingin menyampaikan pernyataan agar tak menciptakan ke gaduhan di kalangan masyarakat, apabila memang ada dugaan terjadi praktik jurnalis yang melakukan pemerasan atau menyalahgunakan profesi untuk kepentingan pribadi ya proses saja.
Sebagai Menteri jangan asal bicara dan membuat pernyataan dengan memukul rata semua profesi jurnalis,” katanya lagi.
Yang kami pahami sepanjang menjalankan profesi kewartawan an kami bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Dan kami menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Semoga pernyataan yang keluar dari pejabat dimasa depan tidak lagi membuat kegaduhan apalagi diduga melecehkan Profesi Wartawan katanya. [*]