banner 728x250

Tuban Pusat Pedagangan di Era Majapahit

banner 120x600

TNT NEWS Tuban merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pantai Utara Jawa Timur. Kabupaten ini menjadi perbatasan antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tuban berbatasan dengan Rembang di sebelah barat, Lamongan di sebelah timur, dan Bojonegoro di sebelah selatan.

Luas wilayah Tuban mencapai sekitar 1.905 Km2 yang terdiri dari 20 kecamatan dan ibu kotanya di Kecamatan Tuban. Penduduknya lebih dari 1 juta jiwa dengan beragam mata pencaharian. Mulai dari petani, peternak, pedagang, hingga pegawai negeri.

Img 20250220 Wa0037

Tuban dulunya menjadi pusat perdagangan di zaman Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam oleh Wali Songo. Selain dijuluki sebagai Kota Wali, Tuban juga punya beberapa julukan lain, seperti Kota Tuak, Bumi Ronggolawe, Kota Seribu Goa, dan The Mid-East of Java.

Sejarah Tuban tidak terlepas dari masa Kerajaan Jenggala. Kerajaan Jenggala merupakan pecahan dari Kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Raja Sri Mapanji Garasakan.

Dalam Prasasti Kambang Putih yang bertanda tahun 1050 M, Raja Sri Mapanji Garasakan menyatakan jika Kambang Putih adalah kota pelabuhan dan pusat perniagaan. Daerah yang disebut Kambang Putih itu menjadi cikal bakal Tuban.

Dalam Serat Pararaton, nama Tuban akhirnya muncul dan disebut sebagai kota pelabuhan tempat tentara Kerajaan Singasari berangkat ke Melayu pada tahun 1275 M.

Namun, asal usul nama Tuban memiliki beberapa versi. Pertama, Tuban berasal dari istilah ‘Watu Tiban’ yang berarti batu jatuh. Setelah Kerajaan Majapahit runtuh, Raden Patah mengemas semua benda berharga di Kerajaan Majapahit untuk dibawa ke Demak.

Salah satu benda berharga tersebut adalah pusaka kerajaan yang bentuknya menyerupai batu. Raden Patah akhirnya memerintah burung bangau untuk membawa batu pusaka.

Saat melintasi tanah lapang, beberapa orang yang sedang menggembalakan ternak mengolok burung bangau yang membawa batu. Burung bangau pun merasa kesal dan mempercepat laju terbangnya. Namun, batu pusaka tersebut malah terjatuh.

Momen jatuhnya batu pusaka disebut ‘Watu Tiban’. Sementara tempat jatuhnya Watu Tiban disebut Tuban. Kini, Watu Tiban terletak di belakang halaman Museum Kambang Putih Tuban.

Versi kedua nama Tuban diambil dari istilah ‘Metu Banyune’ yang berarti keluar airnya. Saat itu, Bupati Tuban pertama yang bernama Raden Dandang Wacana menerima petunjuk agar membuka hutan Papringan untuk dijadikan pusat pemerintahan. Ketika membuka hutan, tiba-tiba keluar sumber air yang sangat deras.

Lalu versi terakhir berasal dari istilah ‘Ngestuake Kewajiban’. Istilah ini diambil dari kebiasaan masyarakat setempat yang mudah diarahkan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.

Pada tahun 1987, Hari Jadi Tuban diresmikan jatuh pada tanggal 12 November. Dalam Kidung Harsawijaya, tanggal tersebut bertepatan dengan dilantiknya putra Arya Wiraraja yang bernama Ronggolawe menjadi Adipati Mancanegara di Tuban pada tanggal 12 November 1293 M.[÷]

Img 20250327 Wa0101
Img 20250327 Wa0106

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *