banner 728x250

Kehidupan Raden Jaka Prabangkara Sebagai Anak Prabu Brawijaya V

banner 120x600
Img 20250314 Wa0072

TNT NEWS Prabu Brawijaya V adalah raja terakhir Kerajaan Majapahit yang diketahui memiliki banyak anak yang berasal dari ratu dan selirnya.

Dan salah satu anaknya bernama Jaka Prabangkara yang sosoknya dibilang ‘sempurna’ terutama dalam keahliannya sebagai pelukis.

Img 20250220 Wa0037

Brawijaya V dikenal sebagai seorang Raja yang memiliki anak mencapai 117 orang. Anak-anaknya tersebut memiliki kisah yang cukup bisa di bilang unik masing-masingnya dan  menarik untuk diikuti, salah satunya adalah Jaka Prabangkara.

Lantas bagaimana riwayat hidup Jaka Prabangkara yang dikenal sebagai putra Brawijaya V yang paling ‘sempurna’? Berikut kisahnya.

Lahirnya Jaka Prabangkara

Disebutkan dalam Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya berjudul Jejak Raden Jaka Prabangkara pada Kerajaan Majapahit Abad ke-15 dalam Babad Jaka Tingkir oleh Tatit Lestari dkk dari UIN Sunan Ampel, Jaka Prabangka adalah anak dari Prabu Brawijaya V dengan seorang wanita yang bernama  Wara Gupita

Wara Gupita merupakan seorang rakyat biasa, putri dari Pak Mantri Jagal. Hubungan keduanya terjadi saat Prabu Brawijaya V menyamar sebagai rakyat biasa sebagai Pak Sumitra blusukan ke Hutan Wonosimo dengan dua ajudannya, yaitu Semut dan Gatel.

Saat itu, Pak Sumitra, atau Prabu Brawijaya V, dan dua ajudannya beristirahat di rumah Pak Mantri Jagal selama tiga hari dan merasakan kecocokan asmara dengan Wara Gupita.

Wara Gupita akhirnya melahirkan Jaka Prabangkara pada usia kandungan sembilan bulan sepuluh hari. Awalnya Jaka Prabangkara diberi nama Arya Prabangkara atau Jaka Sungging sesuai dengan pesan Prabu Brawijaya V.

Sosok yang Cerdas dan Ahli Melukis

Jaka Prabangkara tumbuh menjadi pemuda tampan yang cerdas dan dikenal sebagai laki-laki yang berperangai baik. Ia mampu untuk menguasai berbagai disiplin ilmu, terutama dalam melukis dan ahli pahat yang handal.

Karya-karya melukisnya dikatakan sempurna karena sangat mirip dengan wujud aslinya. Apabila ia melukis wajah seseorang, orang tersebut seperti bercermin dalam lukisan itu.

Lukisan Jaka Prabangkara banyak dibeli dan dikoleksi oleh para saudagar, bangsawan, bahkan orang-orang golongan kerajaan. Tidak terkecuali Prabu Brawijaya V yang terpesona melihat lukisan Jaka Prabangkara.

Brawijaya V pun mengutus seorang pejabat istana untuk mengundang Jaka Prabangkara datang ke istana dan diperintahkan melukis banyak hal. Seperti wajah dan rupa seseorang, panorama hutan dan seluruh penghuni hutan, hingga samudra beserta isinya.

Menjadi Lurah di Sungging, Jepara

Aturan dalam Kerajaan Majapahit terkait ahli waris tahta hanya diberikan kepada putra-putri raja yang lahir dari permaisuri. Jaka Prabangkara yang lahir dari seorang selir akhirnya tidak diakui sebagai anak dari sang raja sehingga tidak termasuk dalam ahli waris tahta.

Namun, Jaka Prabangkara tetap mewarisi darah kerajaan dan sifat-sifat putra raja yang cerdas dan berbudi pekerti luhur dan berperangai baik. Ia pada akhirnya diberikan kekuasaan menjadi Lurah di Sungging, suatu daerah di Jepara, Jawa Tengah, atas kepiawaiannya dan pengabdiannya kepada Prabu Brawijaya V.

Terbang ke Angkasa dan Diasingkan ke China

Atas keahliannya dalam melukis, Jaka Prabangkara diminta untuk melukiskan Ratu Mas Andrawati, permaisuri Prabu Brawijaya V yang berasal dari Kerajaan Campa. Hasil lukisan tersebut sangat indah dan mirip dengan wujud asli Ratu Mas Andrawati yang membuat sang raja terkagum-kagum.

Namun, raja merasa janggal dalam lukisan tersebut yang terdapat noda hitam di beberapa bagian tubuh Ratu Mas Andrawati yang sangat mirip dengan tahi lalat yang pernah raja lihat. Sempat disanggah oleh Jaka Prabangkara bahwa noda tersebut adalah cipratan tinta lukis yang digunakannya, tetapi sang raja terlanjur cemburu karena ia menyangka Jaka Prabangkara telah memperhatikan tubuh istrinya.

Prabu Brawijaya V awalnya ingin membunuh Jaka Prabangakara, tetapi atas nasihat dari Maha Patih Gadjah Mada akhirnya memutuskan untuk menghilangkan Jaka Prabangkara dari Kerajaan Majapahit. Jaka Prabangkara akhirnya diusir dengan dalih diperintahkan oleh sang raja melukiskan benda-benda di angkasa dengan bermodalkan layang-layang besar dan bekal yang disiapkan dari kerajaan. Jaka Prabangkara menaati perintah tersebut dan berangkat ke angkasa dengan membawa sepucuk surat dari Prabu Brawijaya V.

Setelah beberapa hari menyelesaikan tugasnya di angkasa, Jaka Prabangkara membuka surat tersebut dan terkejutlah ia bahwa isi surat itu adalah pengusiran Jaka Prabangkara untuk hidup di China. Jaka Prabangkara sakit hati dan berdoa untuk diberi pertolongan membawanya ke daratan China.

Menikah dengan Putri Raja Ong Te

Sesampainya di daratan China, Jaka Prabangkara bertemu dengan Kim Liong dan Keng Mu Wah. Jaka Prabangkara akhirnya hidup bersama mereka dan membuka usaha melukis dengan modal cincin emasnya. Usaha tersebut menjadi besar dan membuat nama Jaka Prabangkara menjadi tersohor di China.

Sampai suatu hari seorang Raja China, Ong Te, mengundang Jaka Prabangkara ke istana untuk ditanyai perihal asal-usulnya. Jaka Prabangkara menceritakan sejujurnya siapa dirinya dan apa yang terjadi pada dirinya sehingga membuat Raja Ong Te merasa iba dan mengadopsinya menjadi anak yang dinikahkan dengan putrinya sendiri.

[÷]

Img 20250318 Wa0041
Img 20250220 Wa0037

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *